Kenaikan harga emas akhir-akhir ini menjadi berita yang amat penting di media massa, bahkan kabarnya beberapa toko emas kehabisan stock, akibat kenaikan permintaan pasar yang disebabkan karena rush beli mendengar harga emas kian meningkat.
Bayangkan 20 tahun yang lalu rata2 harga emas di Indonesia masih senilai Rp.20-25 ribu, lalu 5 tahun yang lalu rata2 harganya naik 4x lipat jadi Rp.90an ribu, dan kini mencapai Rp.248ribu atau hampir meningkat 3x (300%) terhitung dari 5 tahun yang lalu. Apabila dikurangi dengan inflasi sekalipun, investasi di emas masih amat sangat menguntungkan, bahkan dibandingkan dengan investasi di property sekalipun yang rata2 hanya meningkat 10-15% per tahun
Sebenarnya apakah yang menyebabkan kenaikan harga emas dunia adalah sebagai berikut:
- Cadangan emas dunia yang semakin menipis.
- Emas adalah komoditi yang paling banyak diperjualbelikan dan sangat liquid dibandingkan jenis logam yang lain.
- Kenaikan permintaan juga disebabkan membaiknya ekonomi dan populasi dunia, misalnya di India, dimana emas telah sangat merakyat dan umum dimiliki dan diperjual belikan di kalangan masyarakat.
- Emas dipakai sebagai oleh para investor sebagai hedging, yaitu untuk mengantisipasi penurunan suatu mata uang dan untuk mengantisipasi adanya inflasi / depresi suatu perekonomian negara.
- Emas pada jaman dulu bahkan hingga sekarang, dipakai sebagai salah satu cadangan devisa di banyak negara, misalnya Negara China yang saat ini mempunyai devisa berupa emas bahkan jauh lebih banyak daripada yang dimiliki oleh USA.
Khususnya di Indonesia, selain alasan diatas, amat sangat menguntungkan untuk berinvestasi di emas, karena alasan-alasan sebagai berikut:
- Harga emas seringkali dihubungkan dengan nilai USD, dimana kita ketahui bahwa nilai USD semakin meningkat (sedangkan Rupiah sangat ter depresiasi dibandingkan USD) (Catatan: 20 tahun yg lalu 1USD= Rp.750,- sekarang 1USD= Rp.9400,-), sedangkan harga emas dunia justru naik 270% dalam USD !!!!
- Investasi di emas diuntungkan setidaknya oleh:
- Kenaikan harga emas dunia karena berkurangnya cadangan.
- Terdepresiasinya nilai Rupiah thd USD.
- Terdepresiasinya USD terhadap mata uang lainnya (misalnya EURO), sehingga emas dalam USD terasa jadi lebih murah di Negara Eropa, sehingga mendorong kenaikan harga emas dalam USD untuk mencapai keseimbangan baru.
- Inflasi di Indonesia.
- Permintaan permintaan di Indonesia sendiri, dimana lebih banyak orang yang membeli untuk disimpan, dibandingkan membeli untuk dijual kembali.
- Spread antara jual dan beli yang relative cukup kecil. Rata2 hanya sekitar 3%.
- Mudah disimpan dan tidak mudah rusak atau tidak kedaluarsa selamanya. Dibandingkan dengan menyimpan uang kertas USD, yang ada kedaluarsanya dan bisa rusak / kusut yang akhirnya menurunkan harga jualnya di money changer.
(Aswin Hendrato)